Renungan Pagi
KUALITAS MENIKMATI HASIL BERKUALITAS
Pengkhotbah 1 : 3 – 11
Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh (ay.7)
Sementara orang dituntut untuk terus bekerja, apa sih yang mau dicari? Benar, zaman sekarang kalau ada orang yang tidak bekerja, ia akan minder. Itu sebabnya, orang akan berusaha mencari pekerjaan, yang penting halal. Syukur-syukur dapat pekerjaan dengan upah yang cocok. Meskipun ada orang bersikap, yang penting kerja, soal penghasilan mungkin nomor dua. Biasanya kita menemukan orang yang sedang giat bekerja, namun ada pula orang yang sudah merasa bosan menjalani aktivitasnya. Jika direnungkan, maka kerja kerasnya hanya seperti sesuatu yang mengalir, namun tidak memberi kebahagiaan. Orang bekerja keras dari dulu, tapi manusia begini-begini saja. Bumi ya tetap begini, seperti juga angin yang hanya berputar-putar, lalu matahari terbenam dan terbit dengan teratur, serta laut pun tidak pernah kepenuhan meski sungai terus mengalirkan airnya. Siapa yang menikmati hasil kerja kerasnya? Baginya pekerjaan hanya irama hidup yang pada akhirnya menjemukan (“Segalanya membosankan dan kebosanan itu tidak terkatakan” ay.8a BIMK/BIS), tidak ada lagi sesuatu yang menarik dan memberi tantangan dalam kehidupannya. Sikap seperti itu berbeda dengan pemazmur, yang menghargai pekerjaannya dan bergembira menikmati hasil kerjanya (bd. Mzm. 127:2; 128:2).
Seorang pekerja keras, tulang supaya memperoleh upah atau hasil panenan yang berlimpah, bisa saja akhirnya mengeluh karena tidak merasakan hasil kerjanya. Sudah terlanjur keletihan atau renta. Kualitas dalam menikmati hasil kerja adalah merasakan kegembiraan dan bersyukur bersama keluarga serta bersukacita ketika bisa berbagi berkat. Semoga panggilan pekerjaan bukan malah menomorduakan keutuhan dan kebahagiaan keluarga serta melupakan kehadiran-Nya, bahkan diharapkan dapat mengalirkan berkat Nya bagi sesama. Semoga.
♪KJ. 407 : 2
Doa : (Ya Tuhan, penuhi kami dengan hikmat-Mu supaya setiap kerja yang kami upayakan berkualitas)
Renungan Malam
♪KJ.363 : 1 – Berdoa
MENGAPA “BENGKOK”?
Pengkhotbah 1: 12 – 18
Yang bengkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung (ay.15)
Sebenarnya kurang berhikmat apa lagi sang Pengkhotbah? Bahkan ia pun seorang yang sangat berpengetahuan dibandingkan lainnya (ay.16). Sebagai seorang pemikir, sepertinya tidak bisa diam, banyak hal yang membuat dirinya penasaran. Tetapi mungkin akhirnya dia kecewa (ay.18) dan sepertinya ia pun harus mengaminkan bunyi peribahasa, “Yang bengkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung” (ay.15). Pengalaman Pengkhotbah mengingatkan saya pada seorang teman, ia seorang pendeta tetapi juga berprofesi sebagai dosen, yang suatu saat terpilih menjadi salah satu anggota dewan terhormat di suatu daerah. Namun sekarang ia sering sakit dan terlihat lemah. Rupanya penyakit baru diakui setelah menjabat sebagai anggota dewan. Begitulah kesaksiannya. Saat menjabat, banyak hal dijumpai sebagai sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya, yakni menjumpai segala yang “bengkok” dan tetap bengkok. Tetapi banyak juga sebenarnya yang belum diketahui dan sulit diketahui. Hikmat dan pengetahuan yang diperolehnya, justru membuat dirinya sekarang sering sakit dan bersusah hati. Rasanya semua pekerjaan melelahkan dan sia-sia belaka seperti kerja menjaring angin. Semoga hal seperti tidak ada dalam persekutuan gereja.
Meskipun begitu, sama Pengkhotbah, teman saya itu juga tidak pernah berhenti belajar untuk tahu. Itu lebih baik daripada tidak tahu, meskipun pada akhirnya akan banyak yang tidak diketahui. Dengan hikmat dan pengetahuan kita menjadi tahu perbedaan, mana yang ternyata bengkok atau tidak beres dalam masyarakat atau di lingkup tertentu. Marilah kita meminta hikmat Tuhan untuk merubah hal-hal yang dapat kita perbaiki. Semoga istirahat malam tidak dalam kegalauan di hati. Tetap damai untuk menyikapi hal-hal yang kita pandang bengkok. seperti ini
♪ KJ. 363 : 2
Doa : (Tuhan Yesus, berilah kami Roh Hikmatmu, agar dapat menyikapi dengan bijak segala yang tidak benar dengan sabar, bahkan dengan pertolongan-Mu sanggup merubahnya)