Renungan Pagi
♪ KJ.357 : 1,2 – Berdoa
PEMIMPIN YANG MELAYANI DAN BERINTEGRITAS
2 Timotius 2:14 – 19
“Setiap orang yang menyebut nama Tuhan, hendaklah meninggalkan kejahatan” (ay. 19b)
Orang bisa saja tidak percaya pada perkataan kita, tetapi mereka percaya pada tindakan kita. Demikianlah salah satu nasihat lama yang relevan hingga kini. Kata-kata bijak ini bicara tentang integritas atau kemampuan orang untuk bersikap jujur, memiliki prinsip moral yang kuat dan dapat dipercaya. Kebalikannya adalah kecurangan dan kemunafikan. Sederhananya, memiliki integritas berarti melakukan apa yang diucapkan (walk the talk), menghindar untuk melakukan kesalahan walaupun tidak ada yang melihat, serta melakukan apa yang benar walaupun tidak ada orang yang mengetahui atau yang mengakui.
Bacaan kita merupakan nasihat untuk para pemimpin jemaat agar membangun kapasitas personalnya dengan baik dan memimpin/melayani dengan integritas tinggi. Dengan cara bersikap jujur, apa adanya, tidak bersilat kata, mengatakan kebenaran, menghindari perkataan yang tidak ada isinya, tidak berguna dan tidak benar (ay.14-16), serta meninggalkan kejahatan (ay.19). Dengan kata lain, seorang pemimpin jemaat mestinya memimpin dan melayani dengan ucapan yang jujur, benar, dan bermanfaat untuk kepentingan banyak orang, serta terutama dengan tindakan atau perbuatan yang konsisten. Dengan demikian, sesungguhnya seorang pelayan jemaat sedang membangun integritas di hadapan manusia dan di hadapan Allah. Ia dikenali Allah sebagai milik kepunyaan-Nya (ay.15a dan ay.19) dan bermanfaat bagi kehidupan sesama/jemaat, berbeda dengan para pengacau dan penyesat (ay.14b & 17-18).
Membangun integritas bukanlah pekerjaan sehari-semalam. Ia harus dilatih secara konsisten sedikit demi sedikit. Mulai dari usia dini serta dari perkara kecil dan sederhana. Memiliki integritas adalah syarat utama seorang pelayan dan pemimpin, baik di jemaat maupun masyarakat luas. Sehingga baik ucapannya maupun tindakannya sangat bermanfaat untuk membangun kehidupan umat dan masyarakat sehari-hari.
♪ KJ. 357 : 3,4
Doa : (Ya Tuhan, bentuklah kami menjadi pemimpin yang melayani sesama dengan integritas yang tinggi)
Renungan Malam
♪ KJ. 425 : 1-2 – Berdoa
BERSIKAP ADIL AGAR ADA DAMAI
2 Timotius 2 : 20 – 26
“…kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai, ….,” (ay. 22)
Judul pesan Paus Paulus VI untuk peringatan Hari Perdamaian dunia pada 1 Januari 1972 adalah “Jika engkau menginginkan perdamaian, ciptakan keadilan”. Pesan ini mau mengatakan bahwa perdamaian yang sejati bersumber pada keadilan dan rasa hormat kepada manusia, tanpa kecuali. Perdamaian yang sesungguhnya adalah perdamaian yang adil dan manusiawi. Persekutuan Gereja- gereja Reformasi Dunia (WCRC) dalam Konfesi Accra menegas kan bahwa WCRC menolak segala bentuk ketidakadilan berdasar kan latar belakang apapun (gender, ras, kelas, kasta, abilitas). WCRC percaya bahwa Allah memanggil orang percaya untuk berpihak kepada korban ketidakadilan, khususnya ketidakadilan ekonomi dan ekologi. Pelayanan keadilan akan memungkinkan perdamaian menjadi kenyataan.
Pembaca surat 2 Timotius hidup dalam konteks masyarakat yang hirarkis. Relasi antar individu dan antar kelompok dibangun berdasarkan status sosial dan kekuasaan. Sedikit orang yang kaya dan berkuasa secara sosial-budaya dan politik menguasai mayoritas warga masyarakat yang lebih lemah dan tak berkuasa. Dalam rangka menghadapi pengajar-pengajar sesat, teks 2 Timotius 2:20 26 menegaskan pentingnya pemimpin jemaat berwatak penuh kasih namun bersikap adil; sabar dan lemah lembut mencegah perpecahan yang rentan terjadi karena perbedaan dan perselisihan. Agar keadilan menjadi dasar perdamaian di tengah kehidupan jemaat sehari-hari. Pemimpin yang adil, penuh kasih dan berorientasi perdamaian diibaratkan sebagai perabot rumah yang terbuat dari emas dan perak, yang hanya digunakan untuk tujuan mulia oleh pemiliknya, yaitu Kristus sendiri.
Pesan nats bacaan kita malam ini terdengar abadi. Keadilan dan perdamaian di tengah kehidupan jemaat dan masyarakat sehari hari adalah kebutuhan sepanjang masa. Kita sebagai individu mau pun sebagai GPIB juga dipanggil untuk mewujudkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan, melalui pelayanan masing-masing.
♪ KJ. 425 : 3,4
Doa : (Ya Tuhan layakkan dan mampukan kami mewujudkan misi pendamaian Allah di dunia)